Seorang muslimah diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yg dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataannya masih banyak diantara para muslimah yg belum mau memakainya. Ada yg dilarang oleh ortunya, ada yg beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yg lain. Nah apa jawaban untuk mereka ?
1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab
Untuk ukhti yg belum menerima hijab maka perlu kita tanyakan , “Benarkah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan “la ilaha illalah Mukhammad Rasululloh” dengan yakin ? Yg berarti menerima apa saja yg diperintahkan Alloh SWT dan Rasulullah ?
Jika ya maka hijab adalah salah satu syari’at islam yg harus dilaksanakan oleh para muslimah.
Jika ya maka hijab adalah salah satu syari’at islam yg harus dilaksanakan oleh para muslimah.
Alloh SWT memerintahkan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rasululloh SAW memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Alloh SWT dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.
2. Saya Menerima Hijab Namun Orang Tua melarang
Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka, kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yg tinggi dan mulia, dan kita diperuntukkan untuk berbakti kepada mereka.
Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yg tidak mengundang maksiat kepada Alloh SWT, sebagaimana dalam firman-Nya , artinya :
“Dan jika ke duanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yg tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti ke duanya.” (QS Luqman :15)
Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada ke dua orang tua kita selama di dunia ini.
Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Alloh dan Rasul-Nya, padahal Alloh SWT adalah menciptakan anda, memberi nikmat, rizky, menghidupkan dan juga menciptakan ke dua orang tua saudari ?
3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab
Ada 2 kemungkinan wanita yg mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur.
Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yg beraneka ragam, maka berarti dia telah bohong.
Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yg sesuai tuntunan syari’at, padahal pakaian syar’i biasanya tidak semahal pakaian model baru yg bertabarruj.
Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yg sesuai tuntunan syari’at, padahal pakaian syar’i biasanya tidak semahal pakaian model baru yg bertabarruj.
Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yg seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yg dapat menyelamatkan anda dari adzab Alloh SWT dan kemurkaan-Nya ? Ketahuilah pula bahwa bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Alloh SWT.
Dia telah berfirman, artinya :
Dia telah berfirman, artinya :
“sesungguhnya orang yg paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yg paling bertakwa diantara kamu” (QS Al Hujarat :13)
Adapun jika memang anda seseorang yg jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Alloh SWT akan memberikan jalan keluar, Alloh SWT telah mengatakan, artinya :
“Barang siapa bertaqwa kepada Alloh, niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath Thalaq 2-3)
Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridaan Alloh dan untuk mendapatkan syurga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.
4. Cuaca Sangat Panas
Jika saudari beralasan cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Alloh SWT, artinya :
“katakan api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalu mereka mengetahui.” (QS 9:8)
Apakah anda menginginkan sesuatu yg lebih panas lagi dari pada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka ?
Yg dikatakan oleh Alloh SWT, artinya :
Yg dikatakan oleh Alloh SWT, artinya :
Mereka tidak merasakan kesejukan didalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yg mendidih dan nanah .” (QS 78: 24-25)
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa syurga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yg dibenci nafsu.
5. Khawatir Nanti aku lepas Jilbab lagi
Ada seorang muslimah yg mengatakan, ” kalak aku pakai jilbab aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.”
Saudariku kalau seorang berfikir seperti anda maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau puasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melaksanakannya.
Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah saudari mencari sebab-sebab yg dapat menjadikan anda selalu beristiqomah, diantaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusu, AllAh …
http://es.peperonity.com/go/sites/mview/sihana/23993353
BERKERUDUNG ITU CANTIK
Mungkin sebagian orang berfikir bahwa memakai kerudung mengurangi kecantikan yang ia miliki. Karena tidak bisa menampakkan wajah aslinya, dan menggerai mahkotanya alias rambut mereka. Sebenarnya, kerudung adalah keindahan bagi seorang wanita. Kecantikan dari memakai kerudung akan terlihat apabila kita ikhlas memakainya. Berkerudung itu cantik, tapi jika dilakukan dengan tulus. Wanita berkerudung itu jauh lebih baik daripada yang lainnyaKeutamaan wanita berkerudung:
1. Wanita berkerudung adalah wanita yang di hormati
Wanita berkerudung akan menjadi wanita yang dihormati di dalam lingkungannya. Kerudung yang menjadi simbol niat tulus untuk mengabdi menjadi hamba ALLAH akan membuat orang lain memperlakukan mereka lebih terhormat ketimbang para wanita yang berpenampilan seronok.
2. Wanita berkerudung mempunyai harga diri tinggi
Memakai kerudung hendaklah membuat wanita menjaga tingkah laku dan tutur katanya dan wanita itu pasti akan tampak kecantikan hatinya. Wanita yang mempunyai kecantikan hati itulah yang merupakan wanita yang mempunyai harga diri tinggi. Kecantikan fisik hanyalah kecantikan yang semu karena bersifat kasat mata dan dapat rusak, namun kecantikan hati tidak dapat dilihat tetapi dirasakan. Jika diibaratkan sesuatu yang sangat berharga, wanita berkrudung dilindungi dengan balutan kerudung yang seakan berarti “Dia sangatlah berharga, jangan sembarang sentuh”, beda halnya dengan para wanita yang berpakaian memperlihatkan auratnya seakan berarti “silahkan, kami diskon up to 75%”
3. Wanita berkerudung adalah pemotivasi yang handal
Mereka bisa menjadi seperti ini bukan karena mereka pandai merangkai kata-kata penyemangat namun karena keanggunan mereka. “Hanya pria baik yang mendapatkan istri wanita baik-baik”. Dengan adanya pernyataan itu maka para pria haruslah dapat menjadi imam dahulu baru bisa mendapatkan istriyang solehah, dengan kata lain mereka adalah pemacu para pria untuk menjadi lebih baik.
4. Wanita berkerudung calon ibu yang baik
Berkerudung hendaklah menjadi sebuah pilihan dan tanggung jawab seorang wanita. Jika seorang wanita sudah bisa bertanggung jawab menjaga dirinya sendiri dengan berkerudung dan tidak memperlihatkan auratnya, maka jika wanita ini menjadi ibu, pasti akan menanamkan dasar yang baik pada anaknya kelak. Di dalam kerudung tertanamkan dasar-dasar keimanan yang kuat
5. Wanita berkerudung itu cantik luar dalam
Dari fisiknya sudah tercermin bahwa wanita berkerudung adalah wanita yang sangatlah berharga, apalagi dengan tingkah lakunya yang anggun, membuat mereka tampak luar biasa cantik dan wanita seperti inilah yang akan menjadi idaman setiap pria.
Mantapkan niat tulus berkerudung agar kecantikan sejati terpancar dari dirimu. Dedicted for Tika Annisa Fitriani.
salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur’an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Qur’an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an,
“…menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur’an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih.
Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja.
Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga.
Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.
Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres.
Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.
Sebuah tulisan berjudul “Forgiveness” [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka.
Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.
Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/094.htm
NGAPAIN NUNTUT ILMU???
Telah kuat dari Abu Darda’ -radyallahu anhu- bahwa Rasulullah –shalallahu alaihi wasalam- bersabda:
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan menuntunnya meniti salah satu jalan menuju jannah. Sesungguhnya para malaikat mengembangkan sayap mereka bagi penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya seorang yang berilmu benar-benar dimintakan ampunan oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan-ikan di kedalaman air. Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu di atas seorang yang beribadah adalah seperti bulan purnama yang melebihi bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan dinar atau dirham. Namun mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang meraihnya maka dia telah mendapatkan bagian yang berlimpah.” 1
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan menuntunnya meniti salah satu jalan menuju jannah. Sesungguhnya para malaikat mengembangkan sayap mereka bagi penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya seorang yang berilmu benar-benar dimintakan ampunan oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan-ikan di kedalaman air. Sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu di atas seorang yang beribadah adalah seperti bulan purnama yang melebihi bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidaklah mewariskan dinar atau dirham. Namun mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa yang meraihnya maka dia telah mendapatkan bagian yang berlimpah.” 1
Maka sudah sepantasnya jika setiap muslim mempelajari agamanya dan menuntut ilmu syar’i dengan segala kemampuannya. Agar dia termasuk dalam kafilah para ulama sejati yang mengamalkan ilmunya. Bukan alim dengan perkara duniawi namun jahil terhadap perkara ukhrawi. Barangsiapa yang diinginkan menjadi baik oleh Allah Ta’ala maka dia diberikan pemahaman atas agama ini.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’ lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kalian’ maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (QS. Al-Mujadilah: 11).
“Apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga, yaitu ilmu yang bermanfaat….”(HR Muslim)
“Sesungguhnya matinya satu kabilah itu lebih ringan daripada matinya seorang ‘alim.” (HR Thabrani) Seorang ‘alim juga lebih tinggi dari pada seorang ahli ibadah yang sewaktu2 bisa tersesat karena kurangnya ilmu. “Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah dari sahabatku.” (HR At Tirmidzi).
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)
so, mari kita sama-sam menuntut ilmu syar’i…
tau nggak klo ternyata salah satu hal yang membuat kita tergolong sombong adalah tidak mau mendengar kedengaran dengan menutup telinga dari sesuatu yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya…
Hidup butuh ilmu,,,
matipun masihbutuh ilmu…
so,,,pertimbangkan semua dengan ilmu bukan karena Nafsu…
tau nggak klo ternyata salah satu hal yang membuat kita tergolong sombong adalah tidak mau mendengar kedengaran dengan menutup telinga dari sesuatu yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya…
Hidup butuh ilmu,,,
matipun masihbutuh ilmu…
so,,,pertimbangkan semua dengan ilmu bukan karena Nafsu…
http://komunitasmuslimahcendekiapemimpin.blogspot.com/
Allah telah mewajibkan kepada muslimah untuk berjilbab sebagaimana firman-Nya: 1) "Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qur'an Surat: Al Ahzab: 59) 2) Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya." (Qur'an Surat: An Nuur: 31) Dalam ayat-ayat di atas Allah menghimbau kepada wanita beriman untuk memakai hijab yang menutupi tubuhnya. Ketika seorang wanita yang benar imannya mendengar ayat ini maka tentu ia akan melaksanakan perintah Tuhannya dengan senang hati. Maka bagaimanakah iman seorang wanita yang mengetahui ada perintah dari Rabbnya kemudian ia tidak melaksanakannya, bahkan ia melanggarnya dengan terang-terangan di hadapan umum?! (contohnya mengumbar aurat di muka umum). Bila mu'min dan mu'minat menolak ketetapan Allah dan dia tau bahwa perkara itu telah ditetapkan maka dia telah sesat, sebagaimana firman-Nya: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata." (Qur'an Surat: Al Ahzab: 36)
Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, dia berkata : Rasulullah Shallallahualaihi wa salam bersabda :
“Aku berdiri di pintu surga (ternyata) kebanyakkan orang yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang lemah, sedangkan orang-orang yang kemuliaan (yaitu : orang berharta, orang yang mempunyai kedudukan dan kebahagiaan materil) tertahan (dari masuk surga), tetapi penduduk neraka diperintahkan untuk masuk neraka. Aku berdiri di pintu neraka, ternyata kebanyakkan yang masuk ke dalamnya adalah para wanita � (Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)
Dan dihadits lain pun diriwayatkan dari Imran bin Hushain radhiyAllahuanhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa salam, beliau bersabda :
Aku melihat-lihat ke dalam surga, Aku juga melihat-lihat ke dalam neraka, maka aku melihat kebanyakkan penghuninya adalah para wanita (Hadits shahih riwayat Bukhari dan diriwayatkan juga oleh Kutubbusittah)
Sungguh. Allah telah menampakkan kepada Nabi kita Shallallahu alaihi wasalam tentang Surga dan Neraka pada malam Isra Mi’raj, ketika itu beliau melihat-lihat kedalam surga, ternyata penghuninya adalah orang-orang yang fakir. Beliau juga melihat-lihat ke dalam neraka ternyata kebanyakkan penghuninya adalah para wanita. (sekarang yang kita tanyakan apakah para wanita yang telah dijelaskan oleh beliau pada masa beliau ?)
Bukankah Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam telah bersabda :
Sebaik-baiknya masa adalah pada masaku, kemudian sesudahnya ( sahabat,
tabi’in, tabiut tabi’in ).Hadits cukup di kenal dikalangan para ahli ilmu tentang keshahihannya) Lalu siapakah yang disebutkan oleh beliau tentang para wanita. Wallahu A’lam
tabi’in, tabiut tabi’in ).Hadits cukup di kenal dikalangan para ahli ilmu tentang keshahihannya) Lalu siapakah yang disebutkan oleh beliau tentang para wanita. Wallahu A’lam
Kemudian apa kesalahan mereka ? apakah mereka tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, ataukah mereka beryakinan bahwa agama itu harus memuaskan hawa nafsunya.
Atau mereka telah menganggap bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya dalam kehidupan dunia, kalolah benar, berarti benar apa yang dikatakan oleh Allah Ta’ala :
Katakanlah: Apakah (mau) Kami beritahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia saja perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat usaha yang sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang mengingkari (kufur) terhadap ayat-ayat Allah dan menemui-Nya, maka hapuslah amal pekerjaan mereka, dan Kami mengadakan suatu pertimbangan terhadap (amalan) mereka di hari kiamat.Demikianlah, balasan mereka ialah jahanam, disebabkan mereka kufur/ingkar dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan Rasul-rasul- Ku sebagai olok-olok.(Surat Al-Kahfi (18) ayat 103-106)
Ketahuilah, Wanita muslimah.
Atau apakah mereka telah mengadakan adanya pilihan lain untuk urusannya,padahal Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, tapi bagi mereka ada pilihan lain agar sesuai dengan hatinya atau ikut-ikutan dengan orang-orang disekitarnya.
Padahal Allah Ta’ala mengatakan dalam firman-Nya :
Dan tidaklah (patut) bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah tersesat, sesat yang nyata (Surat Al-Ahzab (33) ayat 36)
Dan firman-Nya :
Dan barangsaiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (Surat Thaha (20) ayat 124)
Lalu kenapa mereka tidak ittiba kepada para wanita yang ada pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam yang beliau tetapkan bahwa pada masa beliaulah yang terbaik.
Bukankah pada masa sekarang ini semua telah mengikuti perbuatan al yahud dan an nashara, sehasta demi sehasta lalu sejengkal demi sejengkal.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa beliau bersabda :
Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya,yaitu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi lalu mencambukkannya ke tubuh manusia. kemudian sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layaknya telanjang. Condong dan berjalan melenggak-lenggok dan kepalanya bergoyang seperti punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga,bahkan tidak dapat mencium aromanya, padahal aroma surga dapat tercium dalam jarak perjalanan segini dan segitu (Hadits shahih riwayat Muslim dan lainnya)
Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya,yaitu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi lalu mencambukkannya ke tubuh manusia. kemudian sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layaknya telanjang. Condong dan berjalan melenggak-lenggok dan kepalanya bergoyang seperti punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga,bahkan tidak dapat mencium aromanya, padahal aroma surga dapat tercium dalam jarak perjalanan segini dan segitu (Hadits shahih riwayat Muslim dan lainnya)
Nabi Shallallahu alaihi wa salam telah melihat-lihat kejadian dunia yang akan datang dan berbagai peristiwa yang menakutkan, maka beliau mengetahui sesuatu yang dipakai oleh wanita, sehingga beliau menyebutkan hadits tersebut. Jadi kita tidak perlu heran dalam hal itu.
Berikut perkataan para ulama-ulama tentang hadits tersebut.
Al Hafizh Abu Al Khaththab berkata : Sabda beliau, Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya maksudnya adalah kelompok dari golongan segala hal.
Ibnu Faris di dalam kitab Al Mujmal mengatakan bahwa cambuk termasuk siksaan yang sesuai dan cambuk artinya mencampur suatu bagian dengan bagian yang lain.
Sabda beliau :
Sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layak telanjang maksudnya dilihat dari segi baju mereka berpakaian, sedangkan dilihat dari segi agama mereka telanjang, karena mereka terbuka dan menampakkan lekuk-lekuk bentuk tubuh mereka dan sebagian kecantikannya.
Sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layak telanjang maksudnya dilihat dari segi baju mereka berpakaian, sedangkan dilihat dari segi agama mereka telanjang, karena mereka terbuka dan menampakkan lekuk-lekuk bentuk tubuh mereka dan sebagian kecantikannya.
http://komunitasmuslimahcendekiapemimpin.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar